Bagaimana kalian dikenal sebagai seseorang? Apakah dari nama, kalian akan dikenal? Bagaimana cara membedakan jika di antara kalian ternyata memiliki nama yang sama? Adakah hal lain yang membedakan satu orang dengan orang lain? Sederet pertanyaan tersebut sesungguhnya sedang mengajak kalian untuk mendiskusikan tentang identitas. Perbincangan tentang identitas tidak hanya berhenti pada aspek pembeda yang ada dalam identitas. Diskusi tentang identitas juga menyangkut bagaimana identitas dibentuk dan terbentuk serta konsekuensi identitas dan refleksi atas konsekuensi identitas tersebut.
PENGERTIAN IDENTITAS SOSIAL
Lalu, apa yang dipahami sebagai identitas itu? Dalam KBBI, kata identitas mengandung pengertian “ciri-ciri, keadaan khusus seseorang, atau jati diri.” Sedangkan Kamus Merriam-Webster menawarkan penjelasan lebih jauh tentang definisi identitas, yaitu sebagai kesamaan ciri-ciri antar beberapa manusia serta ciri-ciri yang membedakan manusia yang satu dengan yang lain. Ringkasnya, identitas merupakan ciri-ciri yang melekat dan tertanam dalam diri setiap manusia. Pada umumnya identitas disandarkan pada ciri yang bersifat alamiah, seperti jenis kelamin atau identitas berbasis genetik seperti ras. Identitas jenis ini biasanya lebih mudah dikenali secara fisik.
Namun ada pula identitas yang tidak berangkat dari ciri-ciri alamiah, namun karena dilekatkan secara sosial seperti identitas berbasis agama dan suku/etnis. Identitas jenis ini dapat diamati melalui praktik-praktik kehidupan sosial seseorang, misalnya praktik beribadah atau tradisi yang dirawat dan diwariskan oleh suku-suku yang ada. Pada suku tertentu terdapat kebiasaan menambahkan nama marga atau nama keluarga pada keturunan dari suku/marga tersebut.
Gagasan tentang identitas bahkan berkembang tidak hanya berbasis Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA). Identitas juga dapat dikaitkan dengan ciri-ciri seperti gaya hidup, keyakinan, bahkan orientasi seksual. Dalam gaya hidup misalnya identitas ditemukan pada kebiasaan makan yang melahirkan identitas vegan (tidak memakan daging/vegetarian) atau bagi kalian yang memiliki hobi bola biasanya teridentifikasi sebagai anggota dari klub suporter. Keyakinan atau ideologi juga dapat menjadi dasar identitas seperti sosialis, penganut liberal, dan sebagainya. Secara singkat, identitas adalah cerminan diri yang berasal dari gender, tradisi, etnis dan proses sosialisasi.
PEMBENTUKAN IDENTITAS SOSIAL
Manusia sebagai mahluk yang berpikir sebagaimana dikatakan Aristoteles. Sebagai mahluk berpikir, maka yang menyadari keberadaan mahluk yang lain adalah manusia, bukan mahluk yang lain tersebut. Ketika berpikir, manusia mempertanyakan keberadaan atau eksistensi dirinya. Manusia menjadi mahkluk yang terus menerus mencari identitas dirinya. Kondisi tersebut tidak terjadi pada mahkluk-mahkluk lainnya. Dengan demikian identitas dipahami sebagai kesadaran tentang konsep diri. Konsep diri merupakan integrasi gambaran diri yang dibayangkan sendiri dan yang diterima dari orang lain tentang apa dan siapa dirinya, serta peran apa yang dapat dilakukan dalam kaitan dengan diri sendiri serta orang lain.
Dari pengertian tersebut, gambaran diri tersebut menyoal tentang bagaimana proses pembentukan identitas di mana identitas terbentuk dan dibentuk. Sebagaimana disampaikan oleh Stuart Hall (1990), pembentukan identitas dapat diteropong dalam dua cara pandang, yaitu identitas sebagai wujud (identity as being) dan identitas sebagai proses menjadi (identity as becaming). Identitas dalam perspektif pertama ditempatkan sebagai ciri-ciri yang terbentuk. Identitas semacam ini diterima sebagai sesuatu yang tidak perlu dipertanyakan lagi oleh para penggunanya. Ciri-ciri ini melekat sejak dari awal permulaan. Ia terbentuk secara alamiah atau dengan sendirinya. Suatu ciri yang dimiliki bersama serta berada dalam diri banyak orang di mana mereka dipersatukan kesamaan genetik, ikatan darah, sejarah dan leluhur. Sudut pandang ini lebih melihat ciri fisik untuk mengidentifikasi mereka sebagai suatu kelompok.
Sedangkan dalam cara pandang kedua, identitas dipahami sebagai ciri-ciri yang dibentuk melalui proses sosial. Identitas sebagai “proses menjadi”, mengandaikan ciri-ciri tidak bersifat alamiah namun dibentuk secara sosial. Ciri-ciri tersebut ditanamkan baik secara individual maupun kelompok melalui proses-proses sosialisasi. Pada tingkat kelompok identitas semacam ini mewujud dalam kesamaan ide, gagasan, nilai, kebiasaan-kebiasaan baru yang menghasilkan praktik-praktik kehidupan sosial baru. Karena itu, identitas ini tidak dikenali dari ciri-ciri lahiriyah.
Pembentukan identitas juga terkait relasi antara identitas diri dan identitas sosial. Eric Fromm (1947), seorang pakar psiko-sosial menyatakan identitas diri dapat dibedakan antara satu individu dengan lainnya. Namun identitas diri tidak dapat dilepaskan dari identitas sosial individu dalam konteks komunitasnya. Selain sebagai makhluk individual, manusia sekaligus juga mahkluk sosial. Dalam membangun identitas dirinya, manusia tidak dapat mengabaikan diri dari norma yang mengikat semua warga di mana ia hidup. Identitas tersebut juga menentukan peran sosial apa yang seharusnya dijalankan dalam masyarakat.
KONSEKUENSI IDENTITAS SOSIAL: EKSKLUSI DAN INKLUSI
Akhir-akhir ini, terjadi banyak konflik yang berakhir dengan jatuhnya korban jiwa. Adakah kalian pernah berfikir bagaimana konflik-konflik tersebut dapat terjadi? Di kalangan pelajar acapkali kita menyaksikan tawuran antarsekolah. Konflik juga dapat berupa tawuran antarkampung, perkelahian massal suporter bola, hingga konflik paling sensitif yakni konflik berbasis SARA. Beragam konflik yang terjadi jika dilihat dari jenis konflik yang ada, berpangkal pada satu hal yakni identitas.
Identitas menjadi dasar bagi seseorang untuk mengikatkan dirinya pada komunitas atau kelompoknya. Ikatan tersebut memunculkan kedekatan dengan orang-orang yang memiliki kesamaan identitas. Kelompok juga membuka diri bagi individu-individu yang memilki kesamaan identitas. Proses membuka diri terhadap individu yang memiliki kesamaan identitas inilah yang dikenal dengan watak inklusif. Ikatan-ikatan inilah yang pada akhirnya membuat perbedaan antar kelompok.
Dari identitas melahirkan perasaan dan keinginan untuk membedakan satu di antara yang lain. Dorongan untuk membedakan diri dengan orang lain pada gilirannnya akan memicu pemikiran superioritas. Dorongan semacam ini dapat berupa merasa kelompok sendiri paling unggul atau paling benar, dan sebagainya, sementara kelompok lain lebih rendah atau salah. Pada titik ini sesungguhnya kelompok ini menjadi eksklusif atau membatasi dirinya dengan kelompok lain.
Eksklusifitas sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yang dapat berujung konflik sosial. Keragaman identitas di Indonesia seharusnya dipandang sebagai kekayaan identitas di mana kekayaan tersebut justru menjadi kekuatan bangsa dalam menatap masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan bagi setiap kelompok anak bangsa dalam mengembangkan karakter inklusifnya.
Referensi: Sari Oktafiana, dkk. 2021. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMA Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Identitas Sosial - Pengertian, Pembentukan, dan Konsekuensinya
Reviewed by MGMP SOSIOLOGI
on
Januari 24, 2023
Rating:
Nama : Apriyana Kharisma Dewi
BalasHapusNo. 6
Kelas: X3
Mengapa kita harus menghindari sikap eksklusivisme Karena,ekskluvisme paham untuk memisahkan diri dari masyarakat luas sehingga ekskluvisme membuat hilangnya nilai kebersamaan,nilai kekeluargaan,nilai sosial dan lainnya. Jadi, ekskluvisme harus dihindari.
Nama : Fira Ariska
BalasHapusKelas : X2
No : 14
Karena eksklusifitas sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yg berkunjung konflik sosial.
Nama : Takia Putri Ramadhani
BalasHapusNo : 32
Kelas : X4
Mengapa kita tidak sepatutnya memiliki sikap eksklusivisme ?
Menurut El Rais (2012), eksklusivisme merupakan serangkaian pemahaman yang berkecenderungan untuk kemudian memisahkan diri dari mmasyarakat.
Karena sikap eksklusivisme mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan kelompok / menutup dirinya dari dunia luar atau mengekslusifkan kelompok atau golongan tertentu.
Nama : Frestia Septian Salsabilla
BalasHapusKelas : X4
No. Absen : 13
eksklusivisme merupakan serangkaian pemahaman yang berkecenderungan untuk kemudian memisahkan diri dari mmasyarakat. Karena sikap eksklusivisme daripada kepentingan kelompok mengutamakan kepentingan pribadi menutup dirinya dari dunia luar atau mengekslusifkan kelompok atau golongan tertentu.
Nama : Naisya Pepriani
BalasHapusKelas : X4
No.absen : 24
*Sebagai makhluk sosial mengapa kita tidak sepatutnya memiliki sikap eksklusivisme???
✓ Karena sikap eksklusivisme sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antar pihak yang berkunjung konflik sosial.
Nama :Galih putra utama
BalasHapusNo :14
kls : X4
Adanya anggapan dalam diri individu bahwa kepentingan kelompoknya ialah kepentingan yang paling utama di atas kepentingan lainnya. Individu cenderung tertutup pada dunia luar dan sulit untuk terpengaruh budaya lain.
Nama. : Rizki Tito Pratama
BalasHapusNo. : 28
kelas : X4
Karena sikap eksklusivisme selalu memisahkan diri dari kehidupan sosial di masyarakat karena adanya jurang pemisah akibat perbedaan suku bangsa,adat istiadat,agama,dan bahasa daerah
Nama: Clara bella dama putri
BalasHapusNo:07
Kelas: X2
eksklusivisme merupakan serangkaian pemahaman yang berkecenderungan untuk kemudian memisahkan diri dari mmasyarakat. Karena sikap eksklusivisme daripada kepentingan kelompok mengutamakan kepentingan pribadi menutup dirinya dari dunia luar atau mengekslusifkan kelompok atau golongan tertentu.
HapusNama: dheniz amelliya anggraeny
BalasHapusKelas: X2
No absen: 09
sikap eksklusivusme tidak di anjurkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena adanya suatu kegiatan mengkhususkan atau memprioritaskan individu.
Nama:Farizqi Khumaera Azizah
BalasHapusKelas:X2
No absen:12
Karena sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran ini juga dapat memicu ketegangan antar pihak yang dapat berujung konflik sosial
Nama: Azmi Nuriani
BalasHapusKelas:X4
No absen:04
Karena eksklusivisme sangat rawan menyingung pihak lain yang tidak sepaham dengannya.pemikiran tersebut memicu ketegangan antar pihak yang dapat berujung konflik sosial.
Nama: ABIYYA SOFIA ECCA
BalasHapusKelas:. X4
No:01
Eksklusivisme merupakan serangkaian pemahaman yang berkencenderungan untuk kemudian memisahkan diri dari masyarakat.
Karena sikap eksklusivisme mementingkan kepentingan pribadi daripada kelompok
Nama:Fauziyyah Zulfaa Aidah
BalasHapusKelas:X2
Absen:13
eksklusivisme merupakan serangkaian pemahaman yang berkecenderungan untuk kemudian memisahkan diri dari mmasyarakat. Karena sikap eksklusivisme daripada kepentingan kelompok mengutamakan kepentingan pribadi menutup dirinya dari dunia luar atau mengekslusifkan kelompok atau golongan tertentu.
nama : aulia diva pualam sakti
BalasHapuskelas : x3
absen : 07
Sebagai makhluk sosial mengapa kita tidak sepatutnya memiliki sikap eksklusivisme???
=> Karena sikap eksklusivisme sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antar pihak yang berkunjung konflik sosial.
Nama : Erik Rina Asih
BalasHapusKelas : X4
No : 09
Sebagai makhluk sosial mengapa kit tidak sepatutnya memiliki sikap eksklusivisme ?
Jawab:
Karena sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antar pihak yang dapat berujung konflik sosial.
Nama: Ana Nova Hartanti
BalasHapusKelas: X4
No. urut: 02
Sebagai makhluk sosial mengapa kit tidak sepatutnya memiliki sikap eksklusivisme ?
eksklusivisme sangat rawan menyingung pihak lain yang tidak sepaham dengannya.pemikiran tersebut memicu ketegangan antar pihak yang dapat berujung konflik sosial.
Nama : Fiorentina Aulia Rahmadani
BalasHapusKelas : X4
No : 12
Sebagai makhluk sosial, mengapa kita tidak sepatutnya memiliki sikap eksklusivisme?
Jawab:
Karena sikap eksklusivisme sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengan dengannya. Pemikiran tersebut juga dapat memicu ketegangan antar pihak yang berujung konflik sosial.
Febriana nur arifah
BalasHapusKls: X4
Absen: 11
Jwb:
karena sikap eksklusivisme ialah bentuk hubungan sosial individu yang menutup dirinya dari dunia luar atau mengekslusifkan kelompok atau golongan tertentu.
ANGELINA EKA DESMANINGRUM
BalasHapusX3
03
Karena ekskluvisme paham untuk memisahkan diri dari masyarakat luas sehingga ekskluvisme membuat hilangnya nilai kebersamaan,nilai kekeluargaan,nilai sosial dan lainya. Jadi ekskluvisme harus dihindari
Nama :Nina Indika
BalasHapusNo :23
kls : X1
Adanya anggapan dalam diri individu bahwa kepentingan kelompoknya ialah kepentingan yang paling utama di atas kepentingan lainnya. Individu cenderung tertutup pada dunia luar dan sulit untuk terpengaruh budaya lain.
X 3
BalasHapus31
Karena sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yang dapat berujung konflik sosial.
Nama : Jolin Okta Meliana
BalasHapusKelas : X3
Eksklusivisme sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yang dapat berujung konflik sosial.Dorongan semacam ini dapat berupa merasa kelompok sendiri paling unggul atau paling benar, dan sebagainya, sementara kelompok lain lebih rendah atau salah. Pada titik ini sesungguhnya kelompok ini menjadi eksklusif atau membatasi dirinya dengan kelompok lain.
Nama : Angella Citra Ramadhani
BalasHapusKelas : X3
Karena Eksklusivisme sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yang dapat berujung konflik sosial.Dorongan semacam ini dapat berupa merasa kelompok sendiri paling unggul atau paling benar, dan sebagainya, sementara kelompok lain lebih rendah atau salah. Pada titik ini sesungguhnya kelompok ini menjadi eksklusif atau membatasi dirinya dengan kelompok lain.
Nama : Indah Saputri
BalasHapusKelas : X3
Karena Eksklusivisme sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yang dapat berujung konflik sosial.Dorongan semacam ini dapat berupa merasa kelompok sendiri paling unggul atau paling benar, dan sebagainya, sementara kelompok lain lebih rendah atau salah. Pada titik ini sesungguhnya kelompok ini menjadi eksklusif atau membatasi dirinya dengan kelompok lain.
Nama : Azkia Zahra Dianavi
BalasHapusKelas : X3
karena eksklusivisme sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yang dapat berujung konflik sosial.Dorongan semacam ini dapat berupa merasa kelompok sendiri paling unggul atau paling benar, dan sebagainya, sementara kelompok lain lebih rendah atau salah. Pada titik ini sesungguhnya kelompok ini menjadi eksklusif atau membatasi dirinya dengan kelompok lain.
nama:Elsa artika indiana
BalasHapusno:16
kelas:X-3
karena eksklusifitas sangat rawN menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya.pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yg berkunjungan konflik sosial
X 3
BalasHapus25
karena eksklusivisme akan memicu pemikiran superioritas dan sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengan kita.
Nama : Lintang Raras Anindita
BalasHapusKelas : X4
No=20
karena eksklusivisme sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yang dapat berujung konflik sosial.Dorongan semacam ini dapat berupa merasa kelompok sendiri paling unggul atau paling benar, dan sebagainya, sementara kelompok lain lebih rendah atau salah. Pada titik ini sesungguhnya kelompok ini menjadi eksklusif atau membatasi dirinya dengan kelompok lain.
Nama: Retno Wulandari
BalasHapusNo.abs: 29
Kelas: X2
karena sifat eksklusivisme sangat rawan menginggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yang berujung pada konflik sosial.
nama:Mella Lusita Wulan Ningrum
BalasHapusnomer absen:22
kelas:X1
Karena ,ekskluvisme paham untuk memisahkan diri dari masyarakat luas sehingga ekskluvisme membuat hilangnya nilai kebersamaan ,nilai kekeluargaan,nilai sosial .ekskluvisme harus dihindari
Nama: Adelia Pastika
BalasHapusAbsen: 2
Kelas: X2
Sikap eksklusivisme tidak dianjurkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena adanya suatu kegiatan mengkhususkan atau memprioritaskan individu.
Nama : Nirina Wulan Agustina
BalasHapusNo : 25
Kelas : X-4
Mengapa kita tidak sepatutnya memiliki sikap eksklusivisme ?
-Karena sikap eksklusifitas sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham atau sependapat dengannya. Pemikiran ini juga dapat memicu ketegangan antarpihak yang dapat berujung konflik sosial.
Nama: Nur Zahidan Akbar Tsalatsa
BalasHapusAbsen: 26
Kelas: X3
Sikap eksklusivisme tidak dianjurkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena adanya suatu kegiatan mengkhususkan atau memprioritaskan individu.
Nama:cindi aprian bakdanka permata sari
BalasHapusKelas:x4
No:05
Karena sifat ekslusivisme adalah sifat yang menganggap bahwa hanya pandangan dan kelompoknya yang paling benar.dan sifat itu bisa menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya
Nama: Cinta fajar dwi maryani Nomor: 06
BalasHapusKelas: X4
Sebagai makhluk sosial mengapa kita tidak sepatutnya memiliki sikap eksklusivisme?
Jawab : Karena sikap eksklusivisme sangat rawan menyingung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antara pihak yang berkunjung konflik sosial.
Nama:Pika Silvia Septiani
BalasHapusKelas:X2
Absen:26
Mengapa kita tidak sepatutnya memiliki sifat eksklusivisme: karena sifat tersebut paham untuk memisahkan diri dari masyarakat luar sehingga eksklusivisme membuat hilangnya nilai kebersamaan,nilai kekeluargaan,nilai sosial dan yang lain-lain
Nama: Salsabila Nur Hasanah
BalasHapusNo.Absen: 28
Kelas: X1
karena sifat tersebut dapat memisahkan dari masyarakat luas, sehingga eksklusivisme membiat hilangnya nilai kebersamaan, kekeluargaan, sosial, dan lainnya pada masyarakat. Jadi eksklusivisme harus dihindari oleh masyarakat.
Nama : Sabrina Citra Aulia
BalasHapusKelas : X2
No : 31
Sebagai Makhluk sosial mengapa kita tidak sepatutnya memiliki sikap ekslusivisme
- Jawaban -
Karena eksklusifitas sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yg berkunjung konflik sosial.
Nama : Lukas Cristian
BalasHapusKelas : X4
No : 21
Sikap Eksklusivisme adalah pandangan yang menganggap suatu kelompok atau individu itu sendiri merasa paling unggul atau baik dari yang lain.
Oleh karena itu, sikap Eksklusivisme dihindari agar tidak menimbulkan rasa dendam dan tidak menghilangkan rasa kebersamaan.
Nama:Melisa Dewi Suciati
BalasHapusKelas:X.2
No : 22
Karena eksklusifitas sangat rawan
menyinggung pihak lain yang tidak tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yg berkunjung konflik sosial.
Nama=Erinda Naila Yustiasari
BalasHapusNo=10
Kls=X2
Karena ekskultifitas sangat rawan menyinggung pihak lain yg tdk tersebut dpat memicu ketegangan antar pihak yang berkunjung konflik sosial
Nama : oktavia widya wati
BalasHapusNo absen: 27
Kelas: X4
Karena eksklusivisme sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yang dapat berujung konflik sosial. Dorongan semacam ini dapat beruoa merasa kelompok sendiri paling unggul atau paling benar, dan sebagainya , sementara kelompok main lebih rendah atau salah. Pada titik ini sesungguhnya kelompok ini menjadi eksklusif atau membatasi dirinya dengan kelompok lain.
Nama : Azrul Kharim Maulana
BalasHapusNomor : 04
Kelas : X4
Sebagai makhluk sosial mengapa kita tidak sepatutnya memiliki sikap eksklusivisme?
Jawab : Karena sikap eksklusivisme sangat rawan menyingung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antara pihak yang berkunjung konflik sosial.
nama : sisi citra anggo
BalasHapuskelas : x 3
no : 33
karena sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antar pihak yang dapat berujung konflik sosial
Nama:Cheren putri m
BalasHapusNo absen:11
Kelas:X3
Karena eksklusifitas sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak tersebut dapat memicu ketegangan antat pihak yang berkunjunh konflik sosial
Nama : Chika Agustin Amauri
BalasHapusKelas : X 3
No:11
Eksklusivisme sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yang dapat berujung konflik sosial.Dorongan semacam ini dapat berupa merasa kelompok sendiri paling unggul atau paling benar, dan sebagainya, sementara kelompok lain lebih rendah atau salah. Pada titik ini sesungguhnya kelompok ini menjadi eksklusif atau membatasi dirinya dengan kelompok lain.
Nama : Alifah Nawang Wulan
BalasHapusKelas :X2
Absen :04
Sikap eksklusivisme tidak dianjurkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena adanya suatu kegiatan mengkhususkan atau memprioritaskan individu
Nama : Eva widianingrum
BalasHapusKelas : x2
Absen : 11
sikap eksklusivisme tidak dianjurkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena adanya suatu kegiatan mengkhususkan atau mempriotaskan individu
Nama : lyra vantika jaya sari
BalasHapusKelas : X4
No : 22
Sebagai makhluk sosial mengapa kit tidak sepatutnya memiliki sikap eksklusivisme ?
Jawab:
Karena sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antar pihak yang dapat berujung konflik sosial.
Nama : Salsabilah firdaus
BalasHapusKelas : x3
Nomer : 30
Mengapa kita harus menghindari sikap eksklusivisme ?
Karena,ekskluvisme paham untuk memisahkan diri dari masyarakat luas hilangnya nilai kebersamaan,nilai kekeluargaan,nilai sosial dan lainnya.. Jadi, ekskluvisme harus dihindari.
sehingga ekskluvisme membuat
Nama = Aulia Athifah
BalasHapusNo = 06
Kelas = X3
Mengapa kita harus menghindari eksklusivisme Karena,ekskluvisme paham untuk dihindari. sikap
memisahkan diri dari masyarakat
luas sehingga ekskluvisme
membuat hilangnya nilai
kebersamaan,nilai
kekeluargaan,nilai sosial dan
lainnya. Jadi, ekskluvisme harus dihindari.
Nama= Aulia Athifah
BalasHapusNo = 06
Kelas = X3
Mengapa kita harus menghindari eksklusivisme Karena,ekskluvisme paham untuk dihindari. sikap
memisahkan diri dari masyarakat
luas sehingga ekskluvisme
membuat hilangnya nilai
kebersamaan,nilai
kekeluargaan,nilai sosial dan
lainnya. Jadi, ekskluvisme harus dihindari
Nama:Cheren putri M
BalasHapusNo absen:11
Kelas:x3
Sebagai makhluk sosial, mengapa kita tidak sepatutnya memiliki sikap eksklusivisme?
Jawab:
Karena sikap eksklusivisme sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengan dengannya. Pemikiran tersebut juga dapat memicu ketegangan antar pihak yang berujung konflik sosial.
Nama: Luluk Fahdila
BalasHapusKelas:X3
No:23
Eksklusivisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa hanya pandangan dan kelompoknya yang paling benar.
Contoh:Kelompok agama tertentu yang kemudian memisahkan diri dari masyarakat untuk dapat membentuk wilayah yang di dominasi oleh kelompok agamanya sendiri.
Nama : SalsaBilla Yulia Diah Puspita
BalasHapusNo : 30
Kelas : X4
Sebagai makhluk sosial. mengapa kita tidak sepatutnya memiliki sikap eksklusivisme ?
➜ Karenan Eksklusifitas sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yang dapat berujung konflik sosial.
Nama: Yasinta Annur Latif Manik Wahyuni
BalasHapusNo: 33
Kelas: X-1
Eksklusivisme sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antar pihak yang dapat berujung konflik sosial. Keragaman identitas di Indonesia seharusnya dipandang sebagai kekayaan identitas di mana kekayaan tersebut justru menjadi kekuatan bangsa dalam menata masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan bagi tiap kelompok anak bangsa adalah mengembangkan karakter inklusifnya.
Nama: Kevin Aditya Pratama
BalasHapusNo:18
Kelas:X4
Karena sikap eksklusivisme sangat rawan perasaan pihak lain yang tidak sepaham dengannya . Pemikiran tersebut juga dapat memicu ketegangan antar pihak yang berujung konflik sosial.
Karena sikap eksklusivisme sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengan dengannya. Pemikiran tersebut juga dapat memicu ketegangan antar pihak yang berujung konflik sosial.
BalasHapusNama:Radhafa Keysa agdista
HapusKelas:X 3
Nama:Nina Indika
BalasHapusNo:22
Kelas: X1
Karena sikap eksklusivisme sangat rawan perasaan pihak lain yang tidak sepaham dengannya . Pemikiran tersebut juga dapat memicu ketegangan antar pihak yang berujung konflik sosial.
Nama : Tri Mariyani
BalasHapusKelas : X1
no.abs : 30
Sebagai makhluk sosial mengapa kita sepatutnya memiliki sikap eksklusivisme?
Jawab : Karena sikap eksklusivisme sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antar pihak yang berkunjung konflik sosial
Nama: junia puspita ayu
BalasHapusKelas: X4
No : 17
Mengapa kita tidak sepatutnya memeiliki sifat eksklusivisme?
Karena eksklusifitas sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu
ketegangan antarpihak yg berkunjung konflik sosial.
Nama : Aura Sahwa Asa. A
BalasHapusNo : 08
Kelas : X1
mengapa kita tidak sepatutnya memiliki sikap eksklusivisme?
jawab :
eksklusivisme merupakan serangkaian pemahaman yang berkecenderungan untuk kemudian memisahkan diri dari masyarakat. Karena sikap eksklusivisme daripada kepentingan kelompok mengutamakan kepentingan pribadinya, menutup dirinya dari dunia luar atau mengekslusifkan kelompok atau golongan tertentu.
nama: kanaya ajeng alfariani
BalasHapusno: 16
kelas: X 1
adanya anggapan dalam diri individu bahwa kepentingan kelompoknya ialah kepentingan utama diatas kepentingan lainnya. Individu cenderung tertutup pada dunia luar dan sulit untuk teroengaruh budaya lain.
nama: engine azahara yudias viorarita
BalasHapusno: 08
kelas :x4
karena sifat eksklusivisme sangat rawan menginggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yang berujung pada konflik sosial
Nama: Tania Oktafia Marselina
BalasHapusKls :x4
No:33
Sebagai makhluk sosial mengapa kita sepatutnya memiliki sikap eksklusivisme?
Jawab:karena sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya.pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antar pihak yang dapat berujung konflik sosial
Nama : wisnu dani fadillah
BalasHapusKelas : X4
No,absen : 35
Pada dasarnya manusia disebut sebagai makhluk sosial, yakni makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Dikatakan makhluk sosial, karena manusia memiliki dorongan untuk saling berinteraksi dengan manusia lain, misalnya hidup berkelompok. Manusia hidup secara berkelompok karena memiliki kepentingan dan tujuan yang sama.
Nama : Kusnul K
BalasHapusNo :19
Kelas :X2
karena eksklusifitas sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya . Pemikiran tersebut sehingga dapat memicu ketegangan antar pihak yang berkunjungan konflik sosial
Nama: Salsa sulistyaningsih
BalasHapusNo: 28
Kelas: X3
karena eksklusivisme akan memicu
pemikiran superioritas dan sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengan kita.
NAMA: ELSA ARTIKA INDIANA
BalasHapusNO:15
KELS : X-3
adanya anggapan dalam individu bahwa kepentingan kelompoknya ialah kepentingan yang paling utama di atas kepentingan lainnya. individu cendrung tertutup pada dunia luar dan sulit terpengaruh budaya lain.
Nama:Abdul salam
BalasHapusKls:X3
No:01
Sebagai makhluk sosial mengapa kita tidak sepatutnya memiliki sikap eksklusivisme???
Sebab sikap eksklusivisme sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antar pihak yang berkunjung konflik sosial.