Globalisasi dan Fenomenanya


Gambar di atas mencerminkan ciri-ciri globalisasi yang tanpa disadari merubah kehidupan manusia. Istilah globalisasi berasal dari kata globus yang berarti bola yang bulat. Dari kata globus terbentuk istilah globe, yaitu model tiruan dunia atau bumi yang memberikan gambaran bentuk yang mendekati sebenarnya, yaitu bulat.

Dari kata globe itulah kemudian muncul istilah globalize atau globalisasi yang artinya mendunia. Sebagai istilah, globalisasi digunakan untuk menggambarkan semakin intensifnya hubungan sosial di antara individu, kelompok, atau masyarakat yang secara geografik masing-masing berada pada tempat-tempat yang saling berjauhan.

Robertson sebagaimana dikutip oleh Piotr Sztomka dalam bukunya Sosiologi Perubahan Sosial, mendefinisikan globalisasi sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal. Masyarakat di seluruh dunia menjadi saling tergantung di hampir semua aspek kehidupan, baik kehidupan politik, ekonomi, maupun kebudayaan. 
 
Tidak ada satu pun masyarakat atau negara di belahan dunia manapun yang mampu mencukupi kebutuhannya sendiri, tanpa menjalin hubungan dengan masyarakat atau negara yang lain. Hal ini karena semakin intensifnya komunikasi dan interaksi di antara individu, kelompok, atau masyarakat yang melampui batasbatas wilayah geografi, batas-batas negara, maupun kebudayaan, sehingga tempat yang saling berjauhan dapat terhubungkan. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di belahan dunia yang jaraknya dari tempat kita beratus atau bahkan beribu kilometer dapat mempengaruhi keadaan di tempat kita berada. Demikian juga sebaliknya. 
 
Dalam perkembangannya, globalisasi tidak saja dalam pengertian yang umum atau generik seperti dijelaskan di depan, tetapi justru sekarang ini yang berkembag adalah globalisasi kapitalisme sebagai bentuk dominan. Mari kita bahas satu per satu dua bentuk globalisasi ini, mulai dari globalisasi dalam bentuknya yang umum dan globalisasi kapitalis sebagai bentuk dominan sekarang ini.

Dalam bentuknya yang umum, globalisasi dapat didefinisikan oleh empat fenomena yang muncul dan meningkat sejak pertengahan abad ke-20, yaitu:  
 
Pertama, perubahan yang sangat cepat di bidang elektronika yang mengubah dasar-dasar teknologi serta sarana dan prasarana serta perlengkapan hidup yang diperlukan oleh para anggota masyarakat untuk menjalankan aktivitasnya. Sarana, prasarana, dan perlengkapan hidup serta teknologi yang digunakan para warga masyarakat menjadi berbasis elektronika dan modern. Teknologi modern dan komunikasi melalui media telah menghubungkan manusia dari belahan-belahan dunia yang berjauhan. Perubahan ini sangat nyata, setelah dalam masa yang cukup lama dalam sejarah, manusia harus menghabiskan waktu yang lama sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk menempuh perjalanan dari satu negara ke negara lain.

Kedua, terjadinya aktivitas ekonomi dan perpindahan orang-orang yang bersifat lintas bangsa atau negara. Hal ini merupakan salah satu akibat dari dilepaskannya negara-negara di Afrika dan Asia oleh bangsa yang menjajahnya, atau dekolonisasi.

Ketiga, diciptakannya ruang-ruang pergaulan sosial yang bersifat lintas bangsa atau bersifat trans-nasional. Fenomena ini juga terkait dengan digunakannya teknologi modern dan komunikasi melalui media elektronik.

Keempat, terjadinya perubahan-perubahan secara kuantitatif maupun kualitatif mengenai ideologi, nilai-nilai, dan norma-norma sosial sehingga dapat diterima oleh hampir semua sukubangsa dan bangsa, sehingga hubungan sosial cenderung bersifat inklusif atau terbuka. Istilah yang sering digunakan untuk menyebut gejala ini adalah berkembangnya kosmopolitanisme. 
 
Empat fenomena tersebut merupakan batasan dari globalisasi dalam bentuknya yang umum. Bagaimana dengan bentuk globalisasi yang sekarang dominan, yaitu globalisasi kapitalisme? Mengenai hal ini terdapat sedikitnya empat cara atau pendekatan dalam memahaminya, yang pertama pendekatan sistem dunia, kedua, pendekatan budaya global, ketiga, pendekatan masyarakat dan politik global, dan keempat, kapitalisme global. 
 
Dengan pendekatan pertama, yaitu pendekatan sistem global, kita mengetahui bahwa dalam pergaulan atau hubungan kejasama di antara negara-negara, dapat dibedakan antara negara pusat atau negara dominan, negara feriferal atau pinggiran, dan negara-negara semi-feriferal. 
 
Negara pusat atau dominan merupakan negara-negara yang dalam kerjasama internasional menentukan keputusan yang biasanya tidak dapat ditolak oleh negara-negara semi-feriferal dan feriferal. 
 
Termasuk negara-negara dominan adalah Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Britania Raya. Negara-negara tersebut merupakan tujuh negara dengan ekonomi yang maju, dan menguasai lebih dari 60 persen kakayaan global, sering disebut sebagai Kelompok G-7. Kelompok G-7 ini sering didampingkan dengan negara-negara lain yang sering disebut sebagai Kelompok G20 yang terdiri atas negara-negara besar dengan kondisi ekonomi dan industri yang berkembang sebagai negara-negara semi-feriferal. Di luar itu merupakan negara-negara feriferal. 
 
Pendekatan kedua, yaitu pendekatan budaya global, melihat globalisasi sebagai fenomena penyeragaman budaya yang diciptakan oleh media massa. Sehingga mengancam budaya atau identitas lokal dan nasional. Berdasarkan data UNESCO, globalisasi yang melanda dunia hingga tahun 2015 telah mematikan beberapa bahasa sekaligus kebudayaan dan kelompok etnis penggunanya.  Di Indonesia tercatat setidaknya 14 dari sekitar 127 sukubangsa telah punah. 
 
Marshall McLuhan, seorang ahli media, menyebut masyarakat dunia sebagai kampung global dengan pertumbuhan budaya global yang sangat cepat yang ditimbulkan oleh persebaran informasi melalui media massa, seperti radio, televisi dan internet yang mengekspos peristiwa-peristiwa secara nyaris seketika. Apa yang disebarkan oleh media massa sehingga memiliki kekuatan sedemikian besar dalam membentuk budaya global? Itulah persebaran citra atau gambar, aliran teknologi, aliran uang, aliran orang, dan aliran ide. 
 
Pendekatan ketiga, pendekatan masyarakat dan politik global. Pendekatan ini memahamkan kepada kita bahwa dalam globalisasi terjadi dominasi politik atau kekuasaan dalam masyarakat oleh kekuatan politik global. 
 
Pendekatan keempat, pendekatan kapitalisme global, pendekatan ini mengantarkan kita untuk memahami bahwa globalisasi berpusat pada perusahaanperusahaan yang bersifat trans-nasional atau Trans-National Corporation, disingkat TNC dan Multi Nasional Corporation atau disingkat MNC yang wilayah operasionalnya melewati batas lintas negara. MNC merupakan perusahaan internasional atau transnasional yang berkantor pusat di satu negara tetapi kantor cabang di berbagai negara maju dan berkembang, sedangkan TNC merupakan perusahaan berbadan hukum suatu negara yang beroperasi di banyak negara, mempunyai kekayaan dan pendapatan yang sangat besar, modalnya dapat dimiliki oleh berbagai warga negara, namun keseluruhan perusahaan tersebut terikat sebagai satu kesatuan ekonomi dan manajemen TNC dan MNC ini lah yang mendorong tumbuhnya kapitalisme global, dan apabila disertai oleh berkembangnya budaya ideologi konsumtivisme akan menjadi kekuatan yang paling potensial untuk mengubah dunia menuju dunia tunggal.

Demikianlah fenomena perubahan masyarakat yang disebut globalisasi. Dari uraian di depan dapat difahami bahwa globalisasi identik dengan kekuatan global yang berpotensi meminimalkan peran dari hal-hal yang bersifat lokal dan nasional. Maka, globalisasi dapat dianggap sebagai ancaman. Karenanya muncul gerakangerakan alternatif yang bersifat anti-globalisasi. Di balik itu, globalisasi juga menumbuhkan peluang dan tantangan bagi masyarakat lokal dan nasional untuk dapat terus bertahan hidup atau bahkan mengembangkan aspek-aspek yang bersifat lokal dan nasional.

Rangkuman
Dari kata globe itulah kemudian muncul istilah globalize atau globalisasi yang artinya mendunia. Globalisasi merupakan proses yang menghasilkan dunia tunggal, masyarakat di seluruh dunia menjadi saling tergantung di hampir semua aspek kehidupan, baik kehidupan politik, ekonomi, maupun kebudayaan. Dalam bentuknya yang umum, globalisasi dapat didefinisikan oleh empat fenomena yang muncul dan meningkat sejak pertengahan abad ke-20, yaitu, perubahan yang sangat cepat di bidang elektronika, terjadinya aktivitas ekonomi dan perpindahan orang-orang yang bersifat lintas bangsa atau negara,    diciptakannya ruang-ruang pergaulan sosial yang bersifat lintas bangsa atau bersifat trans-nasional, dan terjadinya perubahan-perubahan secara kuantitatif maupun kualitatif mengenai ideologi, nilai-nilai, dan norma-norma sosial.

Terdapat empat pendekatan untuk memahami globalisasi dalam bentuknya yang dominan sekarang, yaitu pendekatan sistem global, pendekatan budaya global, pendekatan politik global, dan pendekatan kapitalisme global. Globalisasi mempunyai dua ciri utama, yaitu, pertama deteritorialisasi dan kedua trans-nasionalisme. Apabila dulu masyarakat industri mengandalkan bahwa bisnis harus terikat pada suatu tempat atau negara nasional tertentu, akibat perkembangan teknologi komunikasi, hal tersebut menjadi tidak sesuai lagi. Secara agak esktrim dapat dinyatakan bahwa dalam konteks globalisasi, diskusi mengenai negara bangsa menjadi usang dan tidak relevan lagi. Inilah yang disebut deterritorialisasi. Sedangkan, trans-nasionalisme dapat dilihat dalam berlakunya sistem perdagangan atau perusahaan yang operasionalnya melampui batas-batas wilayah negara nasional.

Referensi: Dr. Hj. Widiningsih, M.Pd. 2020. Modul Pembelajaran SMA Sosiologi. Jakarta: Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.

Globalisasi dan Fenomenanya Globalisasi dan Fenomenanya Reviewed by MGMP SOSIOLOGI on Agustus 27, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.